KH Hasyim Asy’ari kemudian berkata, “Allah swt telah memperbolehkan kita untuk mendirikan jam’iyah”. (Choirul Anam, Pertumbuhan dan Perkembangan NU , 2010: 72) Dari perannya sebagai wasilah pendirian NU tersebut, Raden As’ad Syamsul Arifin bisa dikatakan sebagai ‘santri khos’ KH Cholil Bangkalan dan KH Hasyim Asy’ari.
Hasyim dengan santainya tanpa takut pun berdiri meninggalkan komandan tentara Jepang yang sedang menginterogasi serta penerjemah yang seorang Muslim. "Kalau kamu seorang Muslim saat mendengarkan azan harus tinggalkan semua kegiatan. Itu adalah panggilan Allah," kata Hasyim kepada sang penerjemah. Hasyim Asy'ari pun melenggang pergi untuk shalat. Pasukan yang dikirimnya terlibat pertempuran hebat di Jembatan Merah. Dalam pertempuran Surabaya, Kyai As’ad Syamsul Arifin dibantu oleh beberapa kyai lain, seperti: Kyai Gufron, Kyai Ridwan, Kyai Ali, Kyai Muhammad Sedayu, Kyai Maksum, dan Kyai Mahrus. d. Memimpin Perang Gerilya di Karesidenan Besuki Pada masa revolusi fisik tahun 1945-1949.
HASYIM ASY’ARI untuk negeri itu dapat dijadikan teladan dan menginspirasi generasi muda kita untuk lebih mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semoga niat baik ini direstui oleh Yang Maha Kuasa, sehingga informasi dalam buku Kyai Haji Hasyim Asy’ari : Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri tersebar ke seluruh penjuru tanah air.
Dalam kitab ini, dikisahkan bahwa KH. Muhammad Hasyim Asy’ari pernah mendatangi seorang kyai yang ahli ibadah karena kyai tersebut tidak mau menyambung silaturrohim dengan masyarakat sekitar sehingga sempat terjadi perdebatan antara keduanya. 4. An-Nurul Mubin Fi Mahabbati Sayyidil Mursalin merupakan karya KH.
A. KELAHIRAN DAN MASA KECIL. Kiai Haji Muhammad Hasyim Asy’ari lahir pada hari Selasa Kliwon, 24 Dzulqa’dah 1287 H, bertepatan dengan tanggal 14 Februari 1871 M di Desa Gedang, satu kilometer sebelah utara Kota Jombang, Jawa Timur. Ayahnya bernama Kiai Asy’ari berasal dari Demak, Jawa Tengah.
K.H. Hasyim Asy’ari adalah seorang pendiri sekaligus pemimpin atau p e n g a s u h p o n d o k Pesantren Tebuireng Jombang yang didirikan pada tanggal 6 Februari 1906 M. Selain itu beliau merupakan perintis dan pendiri organisasi kemasyarakatan NU (Nahdlatul Ulama) sekaligus sebagai rais akbar. 24 K.H. Hasyim Asy’ari w a f a t p a d a t a n Dan akhirnya Kyai Hasyim Asy’ari menikah dengan putri dari Kyai Ya’qub yaitu, Nyai Khadijah binti KH. Ya’kub Siwalan Panji. Namun pernikahan tersebut tidak berlangsung lama karena istrinya lebih dulu berpulang ke rahmatullah pada tahun 1309 H/1839 M, saat itu putranya masih berusia 40 hari.
Beliau memiliki nama lengkap K.H Muhammad Hasyim Asy'ari, lahir di Gedang, Jombang, Jawa Timur pada tanggal 24 Dzulqa'dah 1287 H atau 14 Februari 1871 M. K.H Hasyim Asy'ari merupakan putra dari pasangan Kyai Muhammad Asy'ari dan Ibu Halimah. K.H Hasyim Asy'ari merupakan putra ketiga dari 11 bersaudara. Dari kecil beliau sudah mempelajari ilmu
Hasyim Asy’ari lahir pada tanggal 10 April 1875, di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Dan pada tanggal 25 Juli 1947 (72 tahun) beliau dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang. Beliau merupakan pendiri Nahdhatul Ulama, organisasi massa Islam terbesar di Indonesia serta putra dari Kyai Asy’ari. Rupanya para santri tidak tahu bahwa yang berada di hadapan Kiai mereka adalah KH. M. Hasyim Asy’ari itu. Dengan tersenyum menyimpan malu, KH. Faqih pun berkata kepada para santrinya: “Ya sudah, sini kalian semua cium tangan Kiai Hasyim Asy’ari.” Dari kisah di atas, kita tahu bahwa Kiai Hasyim ketika itu begitu teguh terhadap pendapatnya. 6eJjRFK.
  • c175ukv4x5.pages.dev/681
  • c175ukv4x5.pages.dev/148
  • c175ukv4x5.pages.dev/140
  • c175ukv4x5.pages.dev/789
  • c175ukv4x5.pages.dev/934
  • c175ukv4x5.pages.dev/872
  • c175ukv4x5.pages.dev/721
  • c175ukv4x5.pages.dev/810
  • foto kyai hasyim asy ari png